Do’a, Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati
02/04/2007
Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya
akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata
bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada
orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاّماسعا
“Dan tidaklah bagi seseorang kecuali
apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ
ثَلَاثٍ صَدَ قَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُ لَهُ
“Apakah anak Adam mati, putuslah
segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang
dimanfa’atkan, dan anak yang sholeh yang mendo’akan dia.”
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil
di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang
mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi
orang mati. Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah
SAW beberapa di antaranya :
وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ يَقُوْلُوْنَ
رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلِاءِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاءِيْمَانِ
“Dan
orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami
dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.”
(QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak
putus dari Dunia sampai Akherat.
وَاسْتَغْفِرْلِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Dan mintalah
engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan perempuan.”
(QS Muhammad 47: 19)
سَأَلَ رَجُلٌ النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِى مَاتَتْ افَيَنْفَعُهَا اِنْ تَصَدَّقْتَ عَنْهَا ؟
قَالَ نَعَمْ
“Bertanya
seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah
mati, apakah berguna bagi saya, seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah
menjawab; yaa berguna untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati
masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di
atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang
adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada
perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang untuk
orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat
tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang
musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau
engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang
menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa
seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah
dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain,
seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas;
bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
عَنِ ابْنِى عَبَّاسٍ: قَوْلُهُ تَعَالى وَأَنْ لَيْسَ لِلاِءنْسنِ
اِلاَّ مَا سَعَى فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدَ
هذَا: وَالَّذِيْنَ أَمَنُوْاوَاتَّبَعَتْهُمْ
ذُرِيَتُهُمْ بِاِءْيمنٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِيَتَهُمْ فَأَدْخَلَ اللهُ الأَبْنَاءَ بِصَلاَحِ
اْلابَاءِاْلجَنَّةَ
“Dari sahabat
Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang
telah dikerjakan, kemudian Allah menurunkan ayat surat At-Thuur; 21. “dan
orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, maka Allah memasukkan
anak kecil ke surga karena kebaikan orang tua.”
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa
jilid 24, berkata: “Orang
yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati dan perbuatan baik, pahalanya
tidak sampai kepada orang mati,” mereka itu ahli bid’ah, sebab para
ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at dari do’a dan amal shaleh
orang yang hidup.
KH Nuril Huda
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama

0 komentar:
Posting Komentar